About

Kopi dan Programmer

Minggu, 28 Desember 2014


Dari setiap teman Programmer yang saya kenal selalu ada kopi kalo lagi ngoding , seperti sudah ritualnya dan kewajiban dan bisa sakau kalau engga ngopi. Tapi memang benar kopi merupakan doopingnya para programmer , kalo engga ngopi pasti ada sesuatu yang kurang ada yang hilang , bikin ga pede dan yang pasti bikin kita inget terus sama bantal :D, maka kopilah solusinya . Pernah loh ketika saya mengalami bugs yang sampai 2 jam saya men trash tidak ketemu-ketemu solusinya, setelah saya bikin kopi mocca favorite saya kemudian dicampur dengan air 3/4 gelas yang terjadi adalah masalah bugsnya tetap tidak ketemu ,hhiii :D . Ya setelah beberapa seruput, 1 jam setelah kopi dihidangkan barudah ketemu itu  bugs , hhee . Beberepa persen mungkin karena pengaruh kopi .

Saya sendiri ngopi bisa 2 - 4 kali sehari , saya lebih menyukai kopi yang sudah dicampur yang pasti di campur air :D , hmm, maksudnya dicampur mocca, creamer,susu atau yang lainnya.

Sebenernya setelah saya baca-baca kebiasa ngopi lebih dari 3 kali sehari ini tidak bagus untuk kesehatan , ngopi idealnya 1- 2 cangkir sehari itu sudah maximal dosis. tapi ya tapi kembali lagi pada godaan dan aromanya . Saya yakin Pembaca yang se profesi dengan saya pasti ada kopi disela-sela pekerjaannya . 



Oia... Tahukah Anda, mengapa salah satu bahasa pemrograman komputer yang saat paling banyak digunakan di dunia bernama Java? Mengapa bahasa pemrograman tersebut diberi nama Java oleh penciptanya dengan logo berupa secangkir kopi? Berikut jawabannya.
Sebelum adanya bahasa pemrograman Java, telah ada banyak bahasa pemrograman kelas dunia lainnya seperti Pascal, Basic Cobol, C/C++, C#, Fortran dan lainnya. Namun beberapa progammer yang dipimpin oleh Patrick Naughton dan James Gosling dari Sun Microsystems pada tahun 1991, berkeinginan mengembangkan bahasa pemrograman baru yang lebih fleksibel digunakan dan ringan. Ide dasarnya adalah berupa bahasa pemrograman berbasis virtual machine yang dapat digunakan di platform sistem operasi apa saja dengan mudah.
Berbulan-bulan mereka mengembangkan bahasa pemrograman yang basisnya dari bahasa pemrograman C++. Tidak heran bila aturan penulisannya mirip dengan C++. Saat selesai, awalanya mereka menamakan bahasa pemrograman tersebut dengan Oak. Nama tersebut terisnpirasi dari jenis pohon yang banyak tumbuh di sekitar tempat kerja mereka. Masalah muncul saat ternyata nama Oak telah digunakan oleh perangkat lunak lain yang telah terdaftar. Seluruh anggota tim termasuk James Gosling sebagai team leader berfikir keras untuk menemukan nama yang tepat untuk karya mereka. Saat mereka sedang berunding, sebagian dari mereka terbiasa membuat kopi untuk memacu kerja jantung dan otak mereka. Tiba-tiba tercetus ide untuk memberi nama Java Coffee atau yang kemudian disebut Java saja. Rupanya jenis kopi Jawa (Java) merupakan konsumsi utama mereka dalam bekerja.
Sejak itulah kemudian Bahasa Pemrograman yang banyak digunakan baik di komputer desktop, handphone,  dan internet browser, menggunakan bahasa pemrograman Java dengan logo secangkir kopi, yang inspirasinya diambil dari kopi jawa yang para programmer minum. Beberapa informasi lain menyebutkan orang Eropa menyebut kopi jenis apa saja sebagai Java. Secara kebetulan, kata Java juga ternyata merupakan singkatan dari nama-nama programmer-nya.


Habis Lulus Kuliah, Terus Mau Ngapain?


Hai , Ini Post pertama saya . Entah setelah sekian lama baru kepikiran untuk membuat blog pribadi . Ya itulah mahasiswa kadang jika tidak karena tugas atau hal urgent lainnya kita malas untuk melakukannya walaupun itu ternyata baik untuk kita sebagai pembelajaran. Oke, Singkat cerita di Tahun 2014 ini saya lulus kuliah, 18 Desember kemarin saya diwisuda. Study yang saya ambil adalah D3 Manajement Informatika . Well, Setelah bermalam-malam tanpa tidur, hari-hari penuh stress, mondar-mandir kekampus nyariin dosen, duit terkuras gara-gara revisi terus-terusan , waktu bermain yang banyak dikurangi semua demi satu tujuan, yaitu sidang dan lulus.

Jadi … ngapain sekarang setelah lulus? .

1. Kerja

8 dari 10 teman-teman saya memilih "Kerja". Ya Memang Benar  Ini adalah apa yang dilakukan sebagian besar orang. Mulai dari berulang-ulang menulis resume, pergi untuk interview, dan mencoba untuk mendapatkan pekerjaan, terutama pada perusahaan terkenal, perusahaan multi-nasional (tunjangan selalu lebih baik). Tapi seiring dengan keinginan untuk bekerja di perusahaan besar, semakin besar juga tingkat kompetisi untuk bisa diterima di perusahaan tersebut, bahkan karena gengsi masuk di perusahaan kecil banyak yang lebih memilih untuk menganggur dari pada bekerja diperusahaan kecil , padahal seharusnya lebih baik terima saja sambil menunggu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sekaligus anggap saja belajar tapi dibayar . Kerja juga bukan berarti bekerja dengan orang/menjadi karyawan. Kita bisa memulai bisnis sendiri, ga perlu dari hal yang besar cukup dimulai dari hal yang kecil jika tidak punya cukup modal . Dalam hal ini saya sebagai penulis sedang bekerja disalah satu perusahaan swasta di Indonesia dan sedang memulai usaha kecil-kecilan untuk memperkaya diri. hhee. Satu hal yang harus diketahui jika kita menjadi karyawan itu hanya mencukupi kebutuhan bukan untuk memperkaya, jika kita mau kaya maka jadilah pengusaha. itu kata bob sadino.  

Oke nanti kita akan bahas bisnis di postingan lain.. siapa tau pembaca bisa bermitra dengan saya .

2. Menikah
Terbesit keiinginan untuk menikah muda, pasti salah satu dari kita pernah punya keinginan seperti ini, apalagi jika uang sudah bukan lagi menjadi masalah.Tapi dalam kasus ini saya masih memiliki masalah dengan uang, jadi ya saya tunda dulu untuk sementara waktu. Tapi Memang ada lho orang yang pergi ke perguruan tinggi hanya untuk pendidikan (bukan semata-mata untuk akhirnya mendapat pekerjaan), dan untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki pikiran/kemampuan intelektual yang mirip. Dalam kasus apapun, anak-anakmu pasti beruntung punya orang tua yang berpendidikan tinggi.

3. Sekolah Lagi

Gelar sarjana hanyalah langkah pertama apalagi Diploma. Ada sertifikasi profesional (Chartered Accountants, Chartered Financial Analysts, dll), Master, dan kemudian PhD .. Di saat dan zaman ini, sangat sering, gelar sarjana saja tidak cukup lagi – perusahaan mencari semakin banyak kualifikasi, terutama untuk posisi yang lebih tinggi. Kita dapat memilih untuk bekerja terlebih dahulu, kemudian pergi untuk studi pascasarjana, tapi semakin banyak, orang melanjutkan Masters selesai Sarjana langsung, sebelum mencoba untuk bekerja. Tentu saja, ada beberapa yang meneruskan PhD, dan menjadi akademis. 

4. Keliling Dunia

Keliling dunia – kita mungkin tidak akan lagi melihat dunia dengan perspektif yang masih segar. Gak punya orang tua yang mau membiayai? Kita masih bisa memilih untuk melakukan perjalanan dan membayar untuk perjalanan kita dengan pekerjaan-pekerjaan sementara seperti menjadi pelayan, membantu di hotel, dll. Kenangan petualanganmu akan tinggal bersama kamu seumur hidupmu.Tapi akan ada masa dimana sikap tolerir mu dengan keluarga yang lebih membutuhkan suntikan dana dibanding hanya untuk memuaskan nafsu kita untuk kesenangan pribadi.

5. Bergabung dengan LSM sebagai Sukarelawan

Ada banyak organisasi non-pemerintah yang bekerja di negara-negara berkembang yang membantu orang miskin dan kurang beruntung, misalnya pembangunan sekolah/jembatan/penampungan, atau mengajar anak-anak muda yang tidah berpendidikan, dll. Kamu dapat menghabiskan waktu membantu di organisasi ini sebelum kamu memulai karir kapitalis kamu; kamu membantu orang lain, kamu merasa baik tentang dirimu, dan siapa tahu, bahkan mungkin membantu pada saat wawancara pekerjaan!

6. Memulai Bisnis Sendiri

Kamu tidah membutuhkan gelar sarjana untuk memulai bisnis sendiri, akan tetapi ini dapat membantu. Pelatihan yang diberikan pendidikan dapat membantu kamu untuk membuat struktur bisnis lebih efisien. Jika kamu dapat menemukan teman-teman dan keluarga yang bersedia untuk mengeluarkan uang mereka demi cinta terhadap kamu (dan tidak berharap bakal dibalikin), kamu bisa mengeluarkan semua yang kamu pelajari di sekolah untuk digunakan, dan menjadi Bill Gates berikutnya yang menjual komputer dari garasinya.
Jadi, mana yang akan kamu pilih?

 
Toto maryoto © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions